NILA KARTIKA SARI
305342479134/off.G
PRO DAN KONTRA SINAR ULTRAVIOLET
Bagai dua sisi mata uang, begitu pula pengaruh sinar matahari terhadap kesehatan manusia. Pada awal 1900-an, manfaat sinar matahari terbukti dengan ditemukannya hubungan antara riketsia dan defisiensi vitamin D (terbentuk berkat bantuan sinar matahari). Namun 32 tahun sesudahnya, keluarlah sebuah peringatan tentang bahaya paparan sinar matahari. Pesan yang disampaikan adalah seruan agar menghindari sinar matahari sekitar jam 12 siang dan melindungi kulit dari sinar matahari secara langsung. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kejadian kanker kulit yang terus membengkak akibat paparan sinar matahari yang berlebihan. Mengingat hal tersebut, setelah 76 tahun berikutnya sampai pada tahun 2008 ini, dengan marak nya berita global warming dimana es di kutub telah mencair karena rusaknya lapisan ozon,maka sebuah pertanyaan besar tengah kita hadapi. Sebenarnya bagaimana keseimbangan yang tepat dari paparan sinar matahari terhadap manusia. Bahaya Sinar Matahari Selain kanker kulit yang umum ditemukan di banyak negara, paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan juga dapat mengakibatkan katarak, pterigia, kanker mata, dan reaktivasi infeksi virus. Karena itu diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya sinar matahari yang berlebihan. Dengan demikian masyarakat terdorong untuk menghindari kegiatan yang berisiko terpapar sinar matahari berlebihan di luar ruangan. Banyaknya penyakit yang ditimbulkan oleh paparan sinar matahari yang berlebihan mendorong para ahli untuk mengadakan penelitian lebih lanjut. Hasilnya, penyakit yang disebabkan oleh paparan berlebihan sinar UV berada dalam jumlah yang belum terlalu merisaukan. Namun hasil ini akan meningkat apabila paparan sinar matahari terus berlanjut dan menjadi faktor risiko penyakit seperti melanoma okular, katarak, rusaknya keefektifan vaksinasi, serta menginduksi imunosupresi. Untungnya, kejadian ini dapat dicegah dengan perilaku yang aman terhadap sinar matahari. Sementara kampanye untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan ramai terjadi di seluruh dunia, mulai timbul pemikiran akan adanya efek kesehatan akibat kurangnya paparan terhadap sinar matahari. Hal lain yang tak kalah penting adalah fakta bahwa sinar matahari yang cukup diperlukan untuk menjaga kadar vitamin D tubuh. Hal inilah yang mencetuskan dikeluarkannya rekomendasi tahun 2005 tentang paparan sinar matahari yang tepat dan tidak menimbulkan risiko terjadinya kanker kulit, namun cukup untuk menjaga kadar vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh. Manfaat Paparan Sinar Matahari Langsung Paparan sinar matahari dengan kadar tinggi ternyata dapat mencegah perkembangan lebih lanjut limfoma Hodgkin dan non Hodgkin. Bila paparan sinar matahari yang berlebihan merupakan faktor risiko terjadinya melanoma malignum, maka paparan sinar matahari dengan kadar lebih tinggi berhubungan dengan meningkatnya ketahanan pasien melanoma stadium awal. Hal ini mungkin karena adanya efek proliferatif vitamin D, melanisasi, serta meningkatnya kapasitas perbaikan DNA, sehingga mutasi akibat melanoma jauh berkurang. Paparan sinar UV juga mempunyai efek imunosupresi langsung yang penting untuk mengurangi risiko kelainan autoimun seperti multiple sklerosis dan diabetes tipe 1 pada orang-orang berisiko tinggi.Vitamin D dan Manfaatnya Di banyak negara, sumber utama vitamin D berasal dari paparan sinar matahari khususnya sinar UV-B dan kurang dari 10% berasal dari makanan. Selama musim dingin, pada daerah dengan derajat lintang besar, daerah yang berpolusi udara tinggi ataupun daerah yang berawan, paparan sinar UV-B sangat terbatas. Selain itu, adanya pelindung seperti pakaian, tempat teduh, dan penggunaan krim matahari semakin membatasi paparan sinar UV-B serta produksi vitamin D. Kandungan vitamin D yang cukup dalam darah sangat penting untuk kesehatan tulang. Defisiensi vitamin D yang parah (<12,5 nanomol/l) berhubungan dengan riketsia pada anak dan osteomalasia pada dewasa. Sedangkan insufisiensi vitamin D (<50 nanomol/l) merupakan faktor risiko osteoporosis dan berhubungan dengan kelemahan otot pada usia lanjut.. Diperkirakan insufisiensi vitamin D adalah faktor risiko berkembangnya kanker payudara, prostat, dan kolon. Insufisiensi vitamin D juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun seperti sklerosis dan diabetes tipe I. Sehingga tak heran jika pemberian suplemen vitamin D secara oral menunjukkan efek protektif dari perkembangan diabetes tipe 1, reumatoid atritis, dan multiple sclerosis. Selain itu kadar vitamin D yang rendah dalam serum menunjukkan hubungan positif dengan terjadinya diabetes tipe 2 yang ditandai resistensi insulin dan disfungsi sel B pankreas. Dosis Sinar Matahari yang Dibutuhkan Dosis sinar UV yang dibutuhkan tergantung dari luas permukaan kulit yang terpapar, pigmentasi kulit, usia, dan banyaknya sinar UV-B yang ada pada suatu daerah. Meskipun demikian, paparan seluruh tubuh terhadap satu MED (jumlah sinar UV minimal yang menyebabkan eritema minimal pada kulit) diperkirakan dapat melepaskan 10.000-20.000 IU vitamin D ke dalam darah dalam 24 jam paparan. Bagi seseorang yang berpigmen sedang, paparan terhadap tangan, muka, dan lengan selama 6-7 menit pada pukul 10.00 atau 14.00 pada musim panas menghasilkan sekitar 1000 IU vitamin D. Jumlah tersebut cukup untuk menjaga konsentrasi vitamin D pada kisaran normal. Kontroversi mengenai kisaran konsentrasi vitamin D darah yang dikatakan normal terus berlanjut. Ada yang menyebutkan 50 nanomol/l sebagai batas terendah kecukupan. Ada pula penelitian terbaru yang menyebutkan bahwa sedikitnya dibutuhkan 80 nanomol/l untuk mencegah perubahan fisiologis yang berkaitan dengan insufisiensi vitamin D. Untuk memperkirakan berapa banyak paparan sinar matahari yang dibutuhkan untuk memproduksi vitamin D dalam jumlah yang cukup, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan: Terdapat simpanan sinar UV-B kadar rendah di dalam tubuh yang dibutuhkan untuk menginduksi produksi vitamin D. Simpanan yang cukup dari vitamin ini sangat penting karena walaupun seluruh tubuh terpapar sinar matahari selama musim dingin di daratan tinggi, sinar itu sedikit sekali yang diubah menjadi vitamin D. Konsentrasi previtamin D mencapai keseimbangan setelah 20 menit terpapar sinar matahari. Paparan yang berlebihan terhadap sinar matahari tidak akan menghasilkan vitamin D dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan sinar UV justru akan mendegradasi vitamin D ke bentuk yang tidak bermanfaat. Pigmentasi kulit mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah vitamin D, tetapi ini tidak mempengaruhi kadar yang dicapai. Bila waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar maksimal vitamin D pada orang berkulit terang adalah 10-12 menit, maka pada orang Asian Indian perlu 3 kali lebih lama dan pada orang berkulit gelap perlu 10 kali lebih lama. Paparan sinar matahari yang mengenai lengan dan muka saja, walaupun di musim panas, hanya akan menghasilkan sejumlah kecil produk endogen vitamin D3.
Leave a Reply